Membedah Laporan Tahunan Perusahaan

Salah satu laporan yang tidak bisa kita lewatkan saat melakukan analisis fundamental saham adalah laporan tahunan. Di dalam laporan tersebut kita akan menemukan banyak sekali informasi penting tentang emiten tersebut. Meskipun begitu, banyaknya informasi bisa membuat kita bingung membacanya tidak sistematis. Sebuah laporan tahunan biasanya terdiri atas 100 halaman atau lebih (belum termasuk laporan keuangan). Dengan demikian untuk membaca 5 laporan tahunan saja akan menjadi pekerjaan yang sangat melelahkan. Oleh karena itulah sebelum membacanya kita harus mengetahui terlebih dahulu informasi apa saja yang ingin kita peroleh.

Biasanya ketika membaca laporan tahunan, perhatian pertama saya tujukan pada riwayat singkat perusahaan. Dari sana kita bisa mengetahui seluk beluk perusahaan tersebut dimulai dari awal berdirinya hingga saat ini. Tidak lupa juga saya akan membaca bagian tentang milestones perusahaan. Ketika sampai pada bagian ini, kita akan mendapatkan kesimpulan sementara apakah kita layak berinvestasi pada perusahaan ini.

Langkah berikutnya adalah membaca ikhtisar keuangan perusahaan. Biasanya data yang ditampilkan adalah data selama lima tahun terakhir. Perhatikan bagaimana perusahaan berkembang dari waktu ke waktu. Apakah bisnisnya semakin menguntungkan, stagnan atau malahan menurun. Tentu saja angka-angka yang ditampilkan hanyalah angka-angka yang penting saja. Untuk menelaah lebih lanjut, kita sebaiknya langsung membaca laporan keuangannya.

Bagian selanjutnya yang saya baca biasanya adalah laporan dewan komisaris dan laporan direksi. Apa informasi yang bisa kita dapatkan? Biasanya bagian tersebut membahas tentang pencapaian selama setahun dan yang lebih penting lagi, apa langkah-langkah strategis yang telah dan akan ditempuh oleh perusahaan di masa datang. Biasanya pada bagian ini, direksi akan memaparkan latar belakang dilakukannya sebuah aksi korporasi sehingga dapat menjadi bahan bagi kita untuk melakukan analisis lebih lanjut. Tak lupa juga, selalu bandingkan laporan dewan komisaris dan direksi dari tahun ke tahun. Kita akan melihat apakah mereka mampu untuk mencapai tujuan-tujuan yang dicanangkan serta apakah mereka cenderung konservatif atau malahan terlalu berani dalam mengelola perusahaan. Sekedar tips, perhatikan penggunaan kata-kata seperti ‘tantangan’ atau ‘penundaan’. Cobalah untuk melakukan analisis lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi. Jarang sekali manajemen mengatakan hal-hal buruk tentang perusahaannya. Kita sebagai investorlah yang harus mampu untuk menafsirkan maksud di balik pernyataan-pernyataan mereka.

Ok, mari kita beranjak lebih jauh. Mari kita cek bagian tinjauan usaha, tinjauan keuangan, dan tinjauan operasional. Pada bagian ini mereka akan mengkomunikasikan pencapaian-pencapaiannya dengan lebih terperinci serta melakukan pembahasan terhadap masing-masing segmen secara lebih mendalam. Saran dari saya, pastikan Anda telah membaca laporan keuangannya terlebih dahulu. Berdasarkan pengalaman saya, pada bagian ini perusahaan akan cenderung menonjolkan hal-hal yang bagus dan kurang memberikan penekanan terhadap hal-hal lain. Walaupun begitu, pada bagian ini kita akan mendapatkan informasi mengenai kinerja masing-masing segmen usaha. Kita akan mengetahui segmen mana yang menjadi andalan dan memberikan kontribusi terbesar bagi perusahaan. Pastikan bahwa di masa mendatang mereka tidak lengah dalam mengelola segmen usaha tersebut. Jika Anda dapat mendeteksi segmen usaha yang terlemah, carilah informasi lebih lanjut apa yang akan dilakukan oleh pihak manajemen terkait dengan hal tersebut.

Bagian selanjutnya yang sangat penting untuk diperhatikan adalah analisis dan diskusi manajemen. Pada bagian ini, pihak manajemen akan menjelaskan mengenai angka-angka di dalam laporan keuangan. Jika misalnya pendapatan menurun, pastikan mereka memiliki penjelasan yang cukup masuk akal untuk itu. Bagian yang paling menarik bagi saya adalah pandangan mereka tentang prospek bisnis ke depannya. Apakah mereka cukup optimis? Apakah target yang hendak dicapai cukup masuk akal? Perhatikan juga rencana pembenahan sisi operasional dan strategis yang hendak mereka lakukan untuk menjadi bekal analisis kita saat membaca laporan tahun depan.

Yang terakhir dan tidak kalah pentingnya, perhatikan bagaimana penerapan GCG oleh perusahaan tersebut. Biasanya semakin terperinci penjelasannya, biasanya semakin baik. Perusahaan dengan GCG yang bagus akan memiliki komitmen yang lebih kuat untuk melayani kepentingan para stakeholders.

Apa Itu Rasio Keuangan?

Seringkali, pos-pos di dalam laporan keuangan tidak bisa berbicara sendiri-sendiri. Sebagai contoh, kita bisa mengetahui berapa laba bersih dari perusahaan. Akan tetapi untuk mengetahui seberapa besar penjualan yang diperlukan untuk memperoleh laba bersih tersebut kita harus membandingkan laba bersih dengan penjualan.

Perbandingan antar pos-pos di dalam laporan keuangan disebut dengan rasio. Ada kalanya rasio adalah perbandingan antara pos-pos di dalam jenis laporan keuangan yang sama. Sebagai contoh, profit margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan di mana kedua pos tersebut berada di dalam laporan laba rugi. Tidak tertutup kemungkinan pula suatu rasio terdiri atas pos-pos yang berasal dari jenis laporan keuangan yang berbeda. Sebagai contoh, ROE (Return on Equity) didapatkan dengan membandingkan laba bersih (di laporan laba rugi) dengan ekuitas (di neraca).

Dengan menggunakan rasio, kita bisa memperoleh gambaran yang lebih jelas dan komprehensif terhadap kinerja dari suatu perusahaan.

Apa Itu Laporan Arus Kas (Cashflow Statement)?

Laporan arus kas berisi aliran kas masuk/keluar dari suatu peruahaan selama kurun waktu tertentu. Pada laporan laba rugi, transaksi akan dicatat meskipun tidak ada aliran kas masuk ataupun keluar. Sebagai contoh, barang yang dijual secara kredit akan dicatat sebagai penjualan pada laporan laba rugi walaupun tidak ada aliran kas. Oleh karena itu transaksi tersebut tidak (belum ) tercatat pada laporan arus kas. Sebaliknya, perusahaan bisa saja mendapatkan kas namun tidak tercatat pada laporan laba rugi. Sebagai contohnya adalah apabila perusahaan berutang. Kas yang masuk tidak akan tercatat pada laporan laba rugi.

Laporan arus kas terdiri atas tiga bagian.

Yang pertama adalah arus kas dari aktivitas operasi. Bagian ini berisi aliran kas dari aktivitas operasional perusahaan sehari-hari seperti pembayaran ke supplier, penerimaan hasil penjualan, pembayaran pajak, dan lain-lain. Yang kedua adalah arus kas dari aktivitas investasi. Bagian ini berisikan aliran kas yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan aset tetap. Yang ketiga adalah aliran kas dari aktivitas pendanaan. Bagian ini mencatat aliran kas yang berkaitan dengan aktivitas pendanaan, misalnya kas dari utang ataupun hasil penerbitan saham baru.

Dengan menjumlahkan ketiga bagian tersebut, kita akan mengetahui seberapa besar kenaikan ataupun penurunan kas pada periode tersebut. Pada contoh kita, kas perusahaan naik sebesar 3.65 miliar rupiah. Pada baris berikutnya, terdapat pos ‘kas dan setara kas awal tahun’ sebesar 79.45 miliar rupiah yang menyatakan berapa jumlah kas pada awal periode. Dengan demikian pada akhir tahun kas perusahaan adalah 83,1 miliar rupiah.

Apa Itu Neraca (Balance Sheet)?

Neraca adalah potret suatu perusahaan pada waktu tertentu. Jika kita melihat neraca tahun 2011, itu artinya kita melihat posisinya pada akhir tahun tersebut. Hal ini berbeda dengan laporan laba rugi yang mengakumulasikan pendapatan dan biaya sepanjang tahun tersebut. Jika dianalogikan dengan kita, di dalam neraca akan ada tabungan, rumah dan mobil pada sisi aset. Pada sisi kewajiban (liabilitas) akan ada hutang pembelian rumah, hutang pembelian mobil, dan hutang kartu kredit. Selisih antara aset dan kewajiban disebut dengan ekuitas yang merupakan kekayaan bersih kita.

Neraca terdiri atas 2 bagian. Bagian pertama adalah aset sementara bagian kedua adalah liabilitas dan ekuitas. Dari sudut pandang perusahaan, liabilitas dan ekuitas adalah sumber modal sementara aset adalah hasil pembelanjaan dari modal tersebut. Oleh karenanya, persamaan dasar akuntansi adalah sbb:

ASET = LIABILITAS + EKUITAS

Sisi kanan adalah modal usaha sementara sisi kiri adalah apa saja yang telah diperoleh dari modal yang telah didapatkan tersebut.

Sisi sebelah kiri adalah aset sementara sisi sebelah kanan adalah liabilitas dan ekuitas. Sesuai dengan persamaan akuntansi yang telah ditulis sebelumnya, aset (311M) = liabilitas (126M) + ekuitas (185M).

Aset dibagi menjadi 2, yaitu aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar adalah aset yang dapat dicairkan dalam jangka pendek (kurang dari setahun) seperti uang kas, piutang usaha, persediaan, dan lain-lain. Aset tidak lancar adalah aset yang masa pencairannya membutuhkan waktu lebih lama dari setahun. Contohnya adalah tanah, mesin, dan bangunan.

Liabilitas juga dibagi menjadi 2, yaitu liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Liabilitas yang akan jatuh tempo kurang dari setahun akan masuk ke dalam liabilitas jangka pendek dan apabila lebih dari itu akan masuk ke liabilitas jangka panjang. Yang masuk ke dalam liabilitas jangka pendek adalah hutang usaha, hutang bank, dan lain-lain sementara yang tergolong liabilitas jangka panjang adalah hutang jangka panjang, liabilitas pajak tangguhan, dan lain-lain.

Nilai bersih dari bisnis adalah ekuitas yang merupakan selisih dari aset dan kewajiban yang merupakan hak dari pemegang saham.

Apa Itu Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi biasanya adalah laporan keuangan pertama yang kita baca karena bagaimanapun tujuan dari perusahaan adalah menghasilkan keuntungan. Dengan membaca laporan laba rugi, kita akan mengetahui apakah pendapatan perusahaan melebihi biaya-biaya yang harus dikeluarkan sehingga dapat menghasilkan keuntungan atau malahan bagaikan ‘besar pasak daripada tiang’ karena untuk membayar bunga utang pun kesulitan.

Komponen utama dari laporan laba rugi adalah pendapatan, biaya dan laba. Laba merupakan selisih dari pendapatan dan biaya. Jika pendapatan lebih besar daripada biaya, perusahaan untung. Jika pendapatan lebih kecil daripada biaya, perusahaan rugi. Hanya sesederhana itu.
Mari kita perhatikan contoh laporan laba rugi di atas. Dari hasil penjualan, perusahaan memperoleh 507 M. Setelah dikurangi dengan beban pokok penjualan, laba kotornya adalah 163M. Beban pokok penjualan adalah ‘modal’ kita untuk memperoleh barang dagangan. Jika kita membeli pensil seharga 1000 rupiah dan menjualnya seharga 1200 rupiah, artinya beban pokok penjualan kita adalah 1000 rupiah.

Dalam aktivitas bisnis sehari-hari, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah biaya seperti gaji karyawan, sewa gedung, promosi di surat kabar, dan lain-lain. Biaya-biaya tersebut disebut dengan beban usaha. Jika kita mengurangkan laba kotor dengan beban usaha, kita akan mendapatkan apa yang disebut dengan laba operasional.

Sampai di sini, kita paling tidak telah mengetahui bahwa pada kondisi ‘normal’ bisnis kita akan menghasilkan laba sebesar laba operasional. Walaupun begitu, ada juga pendapatan dan pengeluaran lain-lain yang tidak berkaitan langsung dengan aktivitas utama bisnis sehingga dimasukkan ke dalam pos lain-lain yang jumlahnya adalah -1 M. Mengapa minus? Karena biaya lain-lain lebih besar daripada pendapatan lain-lain.

Dengan menambahkan pendapatan(beban) lain-lain pada laba operasional, kita memperoleh laba sebelum pajak penghasilan. Di Indonesia pajaknya biasanya berkisar antara 25-30% dari laba sebelum pajak. Pada contoh kita, perusahaan tersebut membayar pajak sebesar 25% dari laba sebelum pajak.
Setelah dikurangi dengan pajak, laba setelah pajak adalah 80M. Apabila tidak ada laba(rugi) lain yang istimewa, maka laba setelah pajak sama dengan laba bersih (seperti contoh kita tersebut).

Karena perusahaan tersebut terdaftar di BEI, maka laba bersih akan dibagi dengan jumlah saham beredar sehingga kita mendapatkan laba per saham atau biasa disebut dengan EPS (Earning per Share).
Cara membaca laporan laba rugi pada dasarnya seperti itu. Jangan berlanjut ke hal-hal yang lebih rumit sebelum memahami dasar-dasarnya agar tidak tersesat.

Apa Itu Laporan Keuangan?

Setiap emiten (perusahaan) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) harus melaporkan kondisi keuangannya secara rutin. Apa pun yang berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi keuangannya akan dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Dengan membaca laporan keuangan kita akan mengetahui seberapa besar aset perusahaan, berapa jumlah utangnya, apakah perusahaan bisnisnya memberikan keuntungan?, apakah perusahaan berada dalam kondisi yang sehat? Kita akan dapat meneropong kondisi keuangan suatu perusahaan dengan membaca laporan keuangannya.
Pada dasarnya, ada 3 jenis laporan keuangan perusahaan dan ketiga laporan tersebut biasanya akan disatukan.

Pertama, laporan laba rugi (income statement). Laporan laba rugi memberikan informasi berapa pendapatan dan biaya-biaya dari suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Di BEI, setiap perusahaan memberikan laporan keuangan setiap 3 bulan sekali. Dari laporan laba rugi, kita bisa mengetahui marjin laba bersih, konsistensi pertumbuhan laba, dan efisiensi biaya dari suatu perusahaan.

Kedua, neraca (balance sheet). Neraca memberikan kita informasi tentang berapa jumlah aset yang dimilikinya perusahaan, seberapa besar utangnya, dan berapa kekayaan bersihnya. Kekayaan bersih perusahaan (ekuitas/equity) didapatkan dengan mengurangi aset dengan kewajiban (termasuk utang). Berbeda dengan laporan laba rugi yang memberikan informasi selama periode tertentu (misal 3 bulan atau 1 tahun), neraca memberikan ‘potret’ kondisi perusahaan ketika laporan diterbitkan (misal akhir tahun atau akhir kuartal).

Ketiga, laporan arus kas (cash flow statement). Laporan arus kas akan memberikan informasi tentang perolehan dan penggunaan uang kas dari perusahaan. Sebagai contohnya: pembayaran ke supplier, hasil penjualan, belanja modal (capital expenditure), pembayaran dividen, dan lain-lain.

Sebenarnya ada satu jenis laporan lain yaitu laporan peruabahan ekuitas. Namun biasanya ketiga jenis laporan yang telah disebutkan sebelumnya sudah cukup untuk mengetahui potret dari suatu perusahaan.