Apa Itu Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi biasanya adalah laporan keuangan pertama yang kita baca karena bagaimanapun tujuan dari perusahaan adalah menghasilkan keuntungan. Dengan membaca laporan laba rugi, kita akan mengetahui apakah pendapatan perusahaan melebihi biaya-biaya yang harus dikeluarkan sehingga dapat menghasilkan keuntungan atau malahan bagaikan ‘besar pasak daripada tiang’ karena untuk membayar bunga utang pun kesulitan.

Komponen utama dari laporan laba rugi adalah pendapatan, biaya dan laba. Laba merupakan selisih dari pendapatan dan biaya. Jika pendapatan lebih besar daripada biaya, perusahaan untung. Jika pendapatan lebih kecil daripada biaya, perusahaan rugi. Hanya sesederhana itu.
Mari kita perhatikan contoh laporan laba rugi di atas. Dari hasil penjualan, perusahaan memperoleh 507 M. Setelah dikurangi dengan beban pokok penjualan, laba kotornya adalah 163M. Beban pokok penjualan adalah ‘modal’ kita untuk memperoleh barang dagangan. Jika kita membeli pensil seharga 1000 rupiah dan menjualnya seharga 1200 rupiah, artinya beban pokok penjualan kita adalah 1000 rupiah.

Dalam aktivitas bisnis sehari-hari, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah biaya seperti gaji karyawan, sewa gedung, promosi di surat kabar, dan lain-lain. Biaya-biaya tersebut disebut dengan beban usaha. Jika kita mengurangkan laba kotor dengan beban usaha, kita akan mendapatkan apa yang disebut dengan laba operasional.

Sampai di sini, kita paling tidak telah mengetahui bahwa pada kondisi ‘normal’ bisnis kita akan menghasilkan laba sebesar laba operasional. Walaupun begitu, ada juga pendapatan dan pengeluaran lain-lain yang tidak berkaitan langsung dengan aktivitas utama bisnis sehingga dimasukkan ke dalam pos lain-lain yang jumlahnya adalah -1 M. Mengapa minus? Karena biaya lain-lain lebih besar daripada pendapatan lain-lain.

Dengan menambahkan pendapatan(beban) lain-lain pada laba operasional, kita memperoleh laba sebelum pajak penghasilan. Di Indonesia pajaknya biasanya berkisar antara 25-30% dari laba sebelum pajak. Pada contoh kita, perusahaan tersebut membayar pajak sebesar 25% dari laba sebelum pajak.
Setelah dikurangi dengan pajak, laba setelah pajak adalah 80M. Apabila tidak ada laba(rugi) lain yang istimewa, maka laba setelah pajak sama dengan laba bersih (seperti contoh kita tersebut).

Karena perusahaan tersebut terdaftar di BEI, maka laba bersih akan dibagi dengan jumlah saham beredar sehingga kita mendapatkan laba per saham atau biasa disebut dengan EPS (Earning per Share).
Cara membaca laporan laba rugi pada dasarnya seperti itu. Jangan berlanjut ke hal-hal yang lebih rumit sebelum memahami dasar-dasarnya agar tidak tersesat.